
Perempuan Malam
perempuan cantik itu
kembang wangi para lelaki
setiap hari mereka dituju
dinikmati najis tanpa henti
ia perempuan harum
menyusuri malam remang
menyebar nikmat berbungkus laknat
sambil menghitung dalam luka lama
ia perempuan berselubung sepi
mengumpulkan lembaran pribadi
bayang misteri yang menghatui
hidup yang tidak pasti
ketika datang terang
singgahi undangan langkah
yang selalu meludahi dengan dengki
ia tak perduli karena ada hati
berisi minyak wangi
ia tumpahkan pada money
air matanya mengalir membasahi
di balik senyum manis mengiringi
tidak ada iman yang memahami
sang iman dianggap mengampuni
nur telah pergi dari hati
dosa tak jadi hal terbebani
masyarakat mencaci tak peduli
yang penting bisa makan hari ini
bertahan hidup walau tak memaknai
sepi telah mencair jadi cinta
segala tak terduga terjelma
ia pergi dengan suka cita
sebagai perempuan malam
Dakwah Di Atas Dusta
jangan sebut aku hina
selama kau juga masih suka
kau juga masih merasakan kenikmatan dunia
bukankah begitu
saat kau merayu
kau mengetuk pintu dan berkata
kita kembali di jalannya
lalu aku hanyut dalam genggaman,
kau angkat terbang aku dalam surga dunia terpanggang
seperti masakan bumbu sedap rasanya
tanpa jemu kau sampaikan atas firman
dan petunjuk sunnah
meracuni pikiranku
dan hujat luar golonganmu
semua insan mengikuti jejak langkah
tapi sayang terdona
yang sesungguh tak nyata
keinginan berkuasa padamu
tak pernah bahas aqidah dari pertama
duhai pendusta yang mengatasnamakan
jangan bodohi kami dengan muslihat dan keterlenaan
padahal semata umpan garapan keinginanmu
aku tak mau kau bodohi seperti kambing dungu
biar kami tanggung sendiri
sungguh politikmu buat buta
aku beribadah bukan karna manusia
dipuji pemimpinnya, menyesatkan
harus dilawan jika ingin bebas
semua sirna setelah aku mengubur detak kagum
maka hati ini telah menanti terjemah semua yang fana
penolakan telah terjadi karena beban ini
aku tak mau menjual iman bertukar keyakinan dan mengabaikan nilai
hidup yang dipertaruhkan pada Robb ku…….
Rembulan
rembulan malam ini mengajakku bertandang
menimang bayang di jendela
wahai rembulan,
engkau labuhkan sinar di rumah
di kamar ini tertanbat sepi,berkelana
mungkin tahu gelisah malam di hatiku
mengukir risau daun yang gugur
dan membuai dalam mimpi
bersama wajahmu yang berlalu
Puncak Pagar Sari
di Pagar Sari ku buat puisi
panjang lampai sederhana sedang
tidak jemu walau ada peluh
tidak gentar walau ada rintang
jikalau hati bimbang
kelak pasti mengsugesti
apabila terpelihara
sedikitlah cita cita
pekerjaan kepala harus dibela
nanti akal berupayah
lihat pada budi bahasa
belajar bertanya tidak putus asa
hidangan pisang ubi dan secangkir kopi
tak pernah henti mengobati
Mawar di Tangan
mawar itu tumbuh
hanya untuk satu hal
agar manusia merasakan
wanginya sepanjang waktu
mawar ditanganku
seberapa indah bila kutanam dirumahmu
mawar dihatiku,
seberapa wangi bila kuselipkan dijilbabmu
mawar dibibirku,
seberapa sedih bila kulukis di air matamu
mawar ditintaku,
seberapa tetes bila kualirkan dinamamu
mawar dido’aku,
adakah sampai dijarakmu
Tentang Penulis, Chairul Sujan lahir di Lahat, 24 April 1987, tercatat sebagai Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah-Yayasan Pendidikan Islam (STIT-YPI) Lahat semester IV aktif di Kumunitas Sastra Lembah Serelo [KSLS] Lahat, sebagai ketua Litbang Forum Pemuda Muslim Lahat (FORMULA), beberapa kali membacakan puisi dalam acara Sastra di Lahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Urunan Kata