
Syair Buat Devela Tanjung
Mungkin waktu yang terasa berlalu
Membawa puih-puih pergi menjauh
Dan manusia hanyalah sebutir pasir
Berserakan di hamparan zaman
Yang mengikuti kemana takdir berhembus
Dan mungkin waktu melapukan batu
Membuat besi menjadi karat
Membuat dunia menjadi tidak seperti yang kita kira dan angankan
Walau sungguhpun waktu berkuasa
Persahabatan sejati tak kan mudah pudar olehnya
Akan kenangan saat mimpi-mimpi sersemi semerbak
Dan akan kenangan saat mimpi-mimpi terhempas
Berkeping di jalan berlubang kehidupan
Dan kau ada disana sebagai sahabat
Yang memahami keluh kesah
Atas kebaikan yang mungkin tidak ku sadari
Oleh sekedar canda yang membuat hidup ini lebih memiliki
Arti menjauhkan rasa nyeri sedari
Dan sahabat………………………
Jika apa yang kita miliki memang persahabatan yang tulus
Maka ada tali silaturahmi yang mesti kita jaga
Walau jarak merenggangkan ikatan dan harapan-harapan
Membawa kita berlayar ke negeri asing
Ketahuilah bahwa ada seorang sahabat yang akan membantu jika engkau membutuhkannya
Kado ini tak lebih berharga
Ketimbang kebaikanmu selama ini
Hanya sekeping tanda mata
Agar kau tak lupa
Bahwa ada bahagia untuk menjadi seorang saudara
Kampus Serasan, 14 Februari 2011
Lelaki Pendendam
Malam ini purnama seolah tertutup awan hitam
Lelaki berusia 18 tahun yang tak pernah berhenti menaruh dendam terhadap mantan kekasihnya
Sakit hati teramat sangat karena diputuskan oleh pacarnya
Membuat sifatnya menjadi lelaki penuh dendam
Dendam yang begitu membara dalam hati seperti panasnya lahar yang keluar dari gunung merapi
Melahap sebuah perkampungan yang berdosa
Seperti Tsunami mengamuk menyapu Kepulauan Mentawai
Di puncak perbukitan yang semakin tertutup kabut tebal
Mata yang memerah menerabas rimbun hutan di malam gelap
Lelaki bertubuh gempal, berambut ikal dan sayatan luka dihatinya
Seakan menjadi pencabut nyawa menyinggahi setiap manusia
Tiba-tiba, angin malam berhenti dan awan hitam yang menutup rembulan seakan lenyap
Aku merasakan firasat buruk menerpa dirinya
Kepada lelaki yang begitu polos
Hati dan pikirannya mulai dirasuki oleh setan yang tak terkendali
Karena rasa dendam yang menyelimuti hatinya
Tersakiti oleh seorang wanita yang mempermainkan hatinya
Entah bagaimana aku harus menghentikan niatnya
Untuk tidak menyakiti wanita yang telah menyakiti hatinya
Membalaskan dendamnya selama ini
Biarlah maha kuasa yang akan menghukum
Wanita keparat seperti Dia
Devela, 07 Februari 2011
Surya Adi Pratama, Muaraenim, 26 Mei 1989, Akitif di Sanggar Teater Gending Muaraenim...