Sabtu, 26 Maret 2011

PUISI-PUISI SURYA ADI PRATAMA



Syair Buat Devela Tanjung

Mungkin waktu yang terasa berlalu

Membawa puih-puih pergi menjauh

Dan manusia hanyalah sebutir pasir

Berserakan di hamparan zaman



Yang mengikuti kemana takdir berhembus

Dan mungkin waktu melapukan batu

Membuat besi menjadi karat

Membuat dunia menjadi tidak seperti yang kita kira dan angankan



Walau sungguhpun waktu berkuasa

Persahabatan sejati tak kan mudah pudar olehnya

Akan kenangan saat mimpi-mimpi sersemi semerbak

Dan akan kenangan saat mimpi-mimpi terhempas

Berkeping di jalan berlubang kehidupan

Dan kau ada disana sebagai sahabat

Yang memahami keluh kesah

Atas kebaikan yang mungkin tidak ku sadari





Oleh sekedar canda yang membuat hidup ini lebih memiliki

Arti menjauhkan rasa nyeri sedari

Dan sahabat………………………

Jika apa yang kita miliki memang persahabatan yang tulus

Maka ada tali silaturahmi yang mesti kita jaga

Walau jarak merenggangkan ikatan dan harapan-harapan

Membawa kita berlayar ke negeri asing

Ketahuilah bahwa ada seorang sahabat yang akan membantu jika engkau membutuhkannya

Kado ini tak lebih berharga

Ketimbang kebaikanmu selama ini

Hanya sekeping tanda mata

Agar kau tak lupa

Bahwa ada bahagia untuk menjadi seorang saudara


Kampus Serasan, 14 Februari 2011





Lelaki Pendendam

Malam ini purnama seolah tertutup awan hitam

Lelaki berusia 18 tahun yang tak pernah berhenti menaruh dendam terhadap mantan kekasihnya

Sakit hati teramat sangat karena diputuskan oleh pacarnya

Membuat sifatnya menjadi lelaki penuh dendam

Dendam yang begitu membara dalam hati seperti panasnya lahar yang keluar dari gunung merapi

Melahap sebuah perkampungan yang berdosa

Seperti Tsunami mengamuk menyapu Kepulauan Mentawai



Di puncak perbukitan yang semakin tertutup kabut tebal

Mata yang memerah menerabas rimbun hutan di malam gelap

Lelaki bertubuh gempal, berambut ikal dan sayatan luka dihatinya

Seakan menjadi pencabut nyawa menyinggahi setiap manusia



Tiba-tiba, angin malam berhenti dan awan hitam yang menutup rembulan seakan lenyap

Aku merasakan firasat buruk menerpa dirinya

Kepada lelaki yang begitu polos

Hati dan pikirannya mulai dirasuki oleh setan yang tak terkendali

Karena rasa dendam yang menyelimuti hatinya

Tersakiti oleh seorang wanita yang mempermainkan hatinya

Entah bagaimana aku harus menghentikan niatnya

Untuk tidak menyakiti wanita yang telah menyakiti hatinya

Membalaskan dendamnya selama ini

Biarlah maha kuasa yang akan menghukum

Wanita keparat seperti Dia


Devela, 07 Februari 2011


Surya Adi Pratama, Muaraenim, 26 Mei 1989, Akitif di Sanggar Teater Gending Muaraenim...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urunan Kata