Minggu, 08 November 2009

INI LUKISANMU: Mengenang Pelukis Palembang Umar Halim

INI LUKISANMU

:Umar Halim

1.

banyu musi menjadi keemasan

membanjiri setiap goresanmu

berpadu hijau dalam semangatmu

dan masa lalu kelabu mengharubiru setiap modelmu.

telah kau hembuskan roh

pada ubun-ubun kuas dan warnawarnimu

yang kau setubuhi imajinasi

di selembar kain tak berdosa

hingga diri maniak sampai jinak



arsir merah dan emas songket

kau rajut dengan keluguanmu

garis keluguan itu mengajarimu menjadi ingatanku

dalam hidup sempitnya ruang keindahan

yang kau perjuangkan memakan usia

hingga pemilik hidup memintamu



2.

telah kau lucuti lencana kota sriwijaya

di tubuh besar dari keranjingan duniamu

meski dihisap pecundang karyamu

namun dirimu menyusu teteknya

semua menjadi patung yang kau lukis

menyambung kain fantasimu

orang-orang menyampah keberadaan

di balik lukisan



3.

kini berpameran

lukisan kau pajang

di perut bumi milik Tuhan


Dewan Kesenian Palembang, 21032005



LAHAT (I)

Bunga kopi bertaburan sepanjang jalan menciumi hidung

Bau rerumputan perawan, dedaunan merdeka

Dan aroma tanah suci memboikot angin

Menghantar orang kota menemukan cintanya

Bersenggama dengan dewa angin dan air

Inilah Lahat pujaan

Impian yang hendak kau singgahi

Siang malam tersenyum alammu manja

Kini akan kucumbu setiap waktu


Lahat, Maret 2005




BERLAYAR

Berlayar dari hilir Musi

melewati selat sunda

menghitung jejak Sriwijaya

Berbagi nasi petani Blitang

dan tulang ayam kampung Kayuagung

dengan ikan yang keroncongan



Kami air rawa bertemu laut

sebab Musi bersenggama bahan kimia

Namun airmu mengaliri sungai yang terhimpit kulit

menjadi daging

menjadi nahkhoda kapal layar

Beranjak menemui sahabat berbeda kepala di muara

Lampung, 3 Januari 2005




KAMU LUPA

Ucapkan salam itu kepadamu

Dan aku menjawabnya tak henti

Di mana dirimu

Kamu lupa
Sei Selincah, Maret 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urunan Kata