aku warga pagarsari, bukan pagar Negara
pagarsari suka seni, pagar Negara mengada-ada
hobi minum kopi, rumah kami dekat kebon kopi
wangi bunga kopi, seperti bau rumput dan tanah terkena embun
engkau belum menciumnya bukan?
sebelum bekerja kucium dia, hingga tujuan dia tetap kucium
dulu hanya dongeng yang kukenang
saat ini aku dalam dongeng itu
mengukir jalan cerita dan membawa kalian pada kenangan belum terjamah
ini kopi asli dari tanah penuh sejarah
sejarah puyang, sejarah purbakala hingga legenda pahit lidah
namun orang-orang di tanah sendiri berjalan menutup mata,
walau begitu juga cukup bahagia, karena sesungguhnya mereka malas membaca
kenikmatan kopi yang dipanen tak dihirupnya sebagai harta benda
kenikmatan kopi yang ditebar tak dibaca sebagai peta dunia
rasanya dunia belum mereguknya
bekenalan saja baru pada dinding ini
seteguk saja bisa mabuk dunia
di rumah pagarsari menyediakannya
sambil menghisap bukit jempol, barisan buki-bukit
dan kiriman dari lembah yang sepoi-sepoi
tiada dua rasanya menghantarkan kopi pada dunia sesungguhnya
Pagarsari, Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Urunan Kata