FESTIVAL SENI DAERAH HANYA KAMUFLASE
Jajang R Kawentar
Mengadakan sebuah festival seni bagi pemerintah daerah sepertinya menjadi kebanggaan, karena dapat menyuguhkan berbagai bentuk kesenian dari berbagai daerah yang diundang atau yang mengikutinya. Lalu apa sebenarnya manfaat yang dapat diraih atau dinikmati masyarakatnya. Tentunya masyarakat mendapatkan hiburan secara gratis, dan beberapa penontonnya dapat menilai penampilan terbaik atau membedakan berbagai bentuk kesenian dari daerah lainnya. Namun perlu diketahui tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk mengadakan sebuah festival, hanya sekedar ingin menunjukkan keadaan daerah atau kemampuan suatu daerah mengadakan pertunjukan seni secara luas seperti yang dilakukan di daerah lainnya.
Festival seni menjadi sebuah proyek untuk kebanggaan pemerintah daerah dalam hal ini dinas terkait. Akan tetapi masyarakat daerah sendiri tidak banyak terlibat dalam acara ini. Boleh dihitung berapa jumlah penonton yang bukan dari keluarga pemain, dan berapa orang yang berada di luar dari komunitasnya. Dimanakah nilai keberhasilan dari kegiatan festival tersebut.
Bagaimanapun bagusnya sebuah festival diadakan, atau seberapapun meriahnya sebuah festival diadakan tanpa dilandasi dengan pengetahuan dan pendidikan seni dari masyarakatnya maka festival itu hanya sekedar hiburan seperti halnya pertunjukan organ tunggal yang marak di masyarakat. Setelah selesai festival biasanya meninggalkan berbagai permasalahan baru dalam tubuh kesenian, panitia, serta pesertanya. Apalagi dalam acara festival ada permainan kotor dalam penilaiannya.
Festival merupakan tahapan dimana masyarakat memerlukan adanya sebuah pesta seni, yang didorong oleh kebutuhan masyarakat untuk berekspresi karena masyarakat menjalani kehidupan berkesenian dalam kesehariannya. Bukan karena kepentingan satu kelompok sanggar atau kepentingan dinas. Sebuah festival harus memiliki akar yang kuat di masyarakat, sehingga dengan adanya festival tersebut kehidupan masyarakat dalam berkesenian semakin kuat, bahkan semakin berkembang.
Jadi sesungguhnya pemerintah semestinya merancang bagaimana menyelenggarakan pendidikan seni sejak dini terhadap anak didiknya mulai dari tingkat kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Umum dan memfasilitasi masyarakat terhadap kebutuhan sarana serta prasarana kesenian. Dengan demikian setiap kegiatan kesenian tidak hanya melibatkan dinas terkait, akan tetapi terdiri dari berbagai unsur masyarakat berpartisipasi atau dilibatkan. Karena kesenian sudah menyangkut kebutuhan orang banyak, bukan hanya kepentingan pemerintahan sebagai prestise saja. Kesenian tidak hanya menjadi sesuatu yang eksotis tetapi tidak juga sesuatu yang eksklusif terutama seni tradisi yang semakin lama ditinggalkan oleh masyarakatnya.
Apabila pemerintah memiliki visi tentang kebudayaan terutama seni daerahnya, maka yang menjadi program utamanya bagaimana generasi penerus itu sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas diberikan pendidikan seni atau pengetahuan tentang seni budaya daerahnya. Sehingga para anak didik tidak keluar dari akar budayanya. Di samping itu pula pemerintah tidak lagi kebingungan atau kehilangan asset seni budayanya yang tidak bisa diukur dengan uang.
Asset seni budaya daerah merupakan jati diri daerah itu. Apabila pemerintah tidak segera mengutamakan seni budaya daerahnya atau mengabaikan keberadaan seni budaya itu, maka masyarakat akan semakin kehilangan arah dalam mengacu perkembangan budayanya dan kehilangan sejarah budayanya.
Kita ketahui tidak sedikit karya seni budaya daerah yang punah. Masyarakat tidak lagi mengenali lagi keseniannya, terutama para remaja. Hal ini terjadi karena pemerintah daerah tidak segera memikirkan bagaimana seni budaya itu berkesinambungan. Hal ini terjadi diakibatkan karena sumber daya manusianya tidak sejak dini dikenalkan kepada seni daerahnya. Paling tidak pendidikan di sekolah dan di luar sekolah diajarkan kesenian, baik itu seni budaya daerah maupun perkembangan pengetahuan tentang seni budaya terkini.
Beberapa unsur seni yang berkembang di daerah itu seperti seni tari, teater, sastra, seni rupa atau kerajinan tangan dan seni musik membutuhkan perhatian pemerintah untuk merevitalisasinya. Sebaiknya setiap kepala daerah memberdayakan Dinas Pariwisata dan Budaya, serta Dinas Pendidikan dalam mengolah seni budaya daerah agar tidak serta merta disingkirkan oleh budaya global.
Dinas Pariwisata dan Budaya diharapkan dapat mengelola karya seni budaya masyarakatnya. Jadi program Dinas Pariwisata dan Budaya harus terus berusaha memfasilitasi masyarakat seni, mengembangkan, memasyarakatkannya dan menggalakkan kembali kesenian daerah. Di setiap daerah kecamatan sampai ke tingkat RT kalau bisa dibentuk komunitas seni. Apabila hal ini sudah bisa dilakukan yakinlah kalau daerah itu tidak akan kekeringan oleh aktifitas kesenian. Masyarakatpun akan bersaing untuk menampilkan hasil karyanya yang terbaik dan melakukan pemeliharaan terhadap seni budayanya dengan sendirinya. Dengan demikian akan ada pertumbuhan seni budaya daerah yang lebih kondusif. Bukan hanya orang yang sama dalam setiap penampilan kesenian, yang berada dalam bimbingan dinas terkait.
Sesungguhnya perlakuan istimewa itu akan menyebabkan pembusukan terhadap seni budaya itu sendiri. Karena akibat dari itu membuat para pekerja seni lain yang tidak diberdayakan akan muncul kekecewaan dan yang disayangkan mematahkan semangat berkaryanya.
Sebab orang-orang yang berkesenian tidak melulu orang yang itu-itu saja, tentunya ada yang lain yang lebih muda dan lebih energik. Sepantasnya regenerasi itu terus dilakukan guna mengisi kekosongan ruang dan waktu dalam berkarya serta atas nama kelangsungan hidup kesenian itu ke muka.
Tentu dalam memperjuangkan seni budaya daerah ini tidak dapat berjalan sendiri, akan tetapi harus ada dorongan secara berkelanjutan. Dunia pendidikan menjadi salah satu alat yang akan memotifasi agar seni budaya daerah itu terus berkibar. Tanpa adanya motifasi dari dalam pendidikan anak sejak dini maka generasi penerus tidak ada yang mengetahui, terlebih mencintai hasil karya seni budaya masyarakatnya. Seandainya pemerintah mau melakukannya tidak akan sulit untuk mendapatkan masyarakat yang lebih menghargai seni budayanya. Sehingga makna dari festival seni akan sangat terasa manfaatnya bagi masyarakat, tidak hanya kamuflase dari romantisme berkesenian semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Urunan Kata