PUISI BERTHA CECILIA
Kepada Putraku
Satria
pagi ini hanya bisa kurebuskan singkong kesukaanmu
Meskipun sudah 29 kali pagi berganti
Kurebuskan untukmu
Emak tahu sebulan hampir berlalu
Bahwa betapa bosan pagimu
Saat menu yang kau nikmati tiada pernah ganti
Karena sawah bapakmu kini telah kehilangan padi
Satria
Nanti sepulang sekolah
Akan emak ceritakan kepadamu
Mengapa bapak belum mampu
Mengganti sarapan dengan
Roti bakar yang diselimuti margarin dan coklat
Di setiap pagi-pagimu
Dan sepiring nasi berdaun ubi serta semangkuk sambal terasi
Menanti setiap siangmu
Satria
Tapi sekarang kau harus dulu tahu
Bahwa sepotong singkong
Rebusan emakmu ini
Adalah hasil kebun kita
Dari tanah terjajah
Dari tanah lematang yang dialiri banyak darah
Dari tanah penguasa-penguasa pongah
Dari tanah pengusaha-pengusaha rakus serakah
Dari tanah sawah berubah tambang batubara
Dari tanah sejarah empat mata dan pahit lidah
Satria
Emak dan Bapak tak mungkin kekal
Janganlah hidupmu menjadi seorang bengal
Semoga ini menjadi sebuah bekal
Jadikanlah mulutmu sebagai akal
Untuk menerima dan memakan sesuatu yang disebut halal
Pagarsari, September 2010
Bertha CecilIa (30): Ibu satu anak ini sejak SMP sudah menulis baik puisi, cerpen dan diary. kegiatan menulisnya terhenti setelah menikah, kini kembali menulis dan bergiat di Komunitas Sastra Lembah Serelo Lahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Urunan Kata